Cukup pelik dan rumit dalam memahami sebuah manajemen dalam sebuah institusi yang rumit dan pelik. bukan institusi sebenarnya yang menjadi masalah, namun SDM sebagai pelaksana manjemen kadang-kadang sering tidak memenuhi komitmen.
membangun manajemen yang Illahi dalam sebuah institusi perlu didasari hati yang iklas, jiwa yang sabar dan prinsip yang kuat didalam rasa handarbeni dan memiliki dalam sebuah institusi. menerima perbedaan sebagai suatu kewajaran, menerima keputusan dalam musyawarah sebagai komitmen yang berusaha untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
menghilangkan rasa egoisme dan menjauhkan diri dari kepentingan pribadi diatas segala-galanya.manajemen yang kaku tidak dapat menciptakan iklim institusi menjadi kondusif. perlu menempatkan dasar Qoidah dan jiwa mahabbah didalamnya sehingga mampu terbentuk jiwa-jiwa yang Hurriyah Tammah.sebagai landasan yang kokoh didalam membangun komitmen dalam sebuah manajemen.
sebagai dicontohkan oleh Drs.Mohammad hatta :
1. Ing Ngarso Sung Tuladha
2. Ing Madya Mangun Karsa
3. Tut Wuri Handayani
yang maksudnya kurang lebih " Didepan dapat memberikan contoh atau teladan, dan yang dibelakang mampu mendorong dan mendukung.
namun hal - hal tersebut diatas harus didasari dengan :
" suci kang kahesti, luhur kang ginayuh, adoh lembut jero kang tinebo, rumpil margane, akeh cobane nanging sampurno wusasane".
harus didasari dengan niatan yang suci, bersih dan iklas, sehingga perjuangan dan pengorbaannya yang dilakukan tidak terasa lagi karena hal itu dilakukan hanya dengan niatan nindakake dawuh Guru" sebagai tambahan lakon dan pitukon. namun aplikasinya harus betul-betul bersih dan iklas.
memahami sebuah manajemen yang Illahi yang berada dalam sebuah bingkai Dawuh Guru, jika dalam penerpannya ternyata keluar dari bingkai Dawuh Guru maka dapat dikatakan manajemen yang dibangun telah gagal.
Berdasarkan pengamatan dan penelitian manajeman tidak akan berjalan kondusif jika :
1. pemimpin dan yang dipimpin tidak seia sekata
2. tidak terbangun musyawarah yang efektif dan efesien
3. tidak terbangun komitmen dalam keputusan musyawarah
4. tidak mempunyai SOP yang jelas
5. Pemahaman regulasi yang cupet (cukup mepet)
6. tidak ada bimbingan dan pembinaan yang kontinu
7. belum adanya struktur yang jelas
8. sering terjadi pergantian atau perubahan secara insidental
9. sistem adminitratif yang belum memadai
10.kurangnyab didalam memahami pedoman dan qoidah yang menjadi pondasi kokoh sebuah
institusi
namun dibalik itu semua " tidak ada yang sempurna kecuali Tuhan Yang Maha Kuasa".
mudah-mudahan bermanfaat sebagai wacana yang ada.
pahamilah lingkungan disekitar anda.
jadilah SDM yang profesional, handal dan bertanggungjawab.