Pengaruh Denormalisasi Basis Data
Terhadap Sistem Informasi Perpustakaan
( Studi kasus pada Sistem Informasi Perpustakaan POMOSDA)
Sukarni
Jurusan Teknik Informatika STT POMOSDA
Jl.KH. Wachid hasyim No.375 tanjunganom-Nganjuk
ABSTRAK
Perpustakaan mempunyai peran yang cukup penting dalam dunia pendidikan. Untuk itu perlu adanya pengelolaan sistem informasi perpustakaan serius. Untuk mewujudkan hal diatas maka dibutuhkan sebuah sistem pengelolaan basis data yang mampu memberikan informasi-informasi yang akurat terkait dengan data-data yang dikelola. Komponen-kompoenen yang harus ada agar sistem informasi perpustakan dapat terwujud adalah : perangkat keras, perangkat lunak, manajemen dan basis data. Dari komponen-komponen tersebut yang secara langsung berkaitan dengan data adalah basis data. Bentuk basis data yang paling banyak digunakan saat ini adalah basis data relasional. Agar diperoleh basis data yang efesien, maka sangat diperlukan perancangan basis data yang baik.
Sasaran perancangan basis data adalah menghasilkan himpunan skema relasi yang mengizinkan pengguna untuk menyimpan informasi-informasi tanpa redundansi serta mengizinkan pengguna untuk mencari informasi yang dikehendaki dengan cara mudah. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah merancang relasi-relasi dalam bentuk normal ( proses normalisasi ). Untuk menentukan skema relasi berada dalam bentuk normal yang dikehendaki, diperlukan tambahan informasi mengenai kondisi nyata organisasi yang dimodelkan. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa basis data yang kurang ternormalisasi kadang memiliki kecepatan akses yang lebih besar dibandingkan dengan yang ternormalisasi total. Denormalisasi adalah proses mentransformasi relasi yang normal kebentuk spesifikasi rekaman fisik yang kurang normal.
Hasil penelitian menunjukkan jika dilihat dari unjuk kerja basis data ( volume dan kecepatan akses ) implementasi secara normalisasi maupun denormalisasi masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu perancang basis data harus dapat merancang basis data secara optimal untuk memperoleh unjuk kerja yang optimal pula.
Kata kunci : Basis data, normalisasi, denormalisasi, sistem informasi perpustakaan
1. Pendahuluan.
Dalam pembuatan aplikasi database perpustakaan membutuhkan beberapa pertimbangan – pertimbangan, hal ini dimaksudkan untuk menghindari tingkat error terkait dengan relasi atau hubungan antar tabel dalam database tersebut. Untuk memecahkan solusi diatas maka dapat dilakukan normalisasi data, akan tetapi pada sejumlah kasus, penerapan normalisasi secara ketat ( Strict ) dapat mengakibatkan menurunnya performansi pemanfaatan basis data. Normalisasi sendiri sebenarnya hanya bersifat normatif, yang hanya berperan pada saat kita melakukan upaya perancangan basis data. Dengan kata lain, normalisasi hanya sebatas petunjuk, yang dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu dapat kita langgar. DBMS apapun yang menjadi sarana bagi kita untuk mengimplementasikan basis data secara fisik , tidak akan membatasi para pemakainya agar selalu memenuhi aturan-aturan dalam normalisasi basis data. Dengan kata lain normalisasi merupakan kebijakan standar dalam perancangan basis data, dan bukan merupakan kebijakan DBMS yang kita gunakan.
Pelanggaran terhadap normalisasi adalah denormalisasi, hal ini dilakukan karena atas dasar performansi. Jika performasi yang kita peroleh jadi lebih baik, maka normalisasi basis data yang tleah kita lakukan cukup beralasan untuk kita langgar. Yang perlu diperhatikan adalah konsekuensi logis dari adanya normalisasi tersebut.
2. Terjadinya redundansi dan akibat yang ditimbulkan
Terkait dengan redundansi data, yang dimaksud disini adalah redundansi data yang berlebihan akan memiliki konsekuensi logis atau kerugian seperti berikut :
1. Membutuhkan ruang penyimpanan yang lebih besar dari semestinya.
2. Dapat menimbulkan inkonsistensi data ( Melemahkan integritas basis data ).
3. Pemeliharaan integritas basis data memyebabkan waktu tambahan pada setiap proses pengubahan ( Update) data yang melibatkan data redundan.
Bentuk Table yang tidak memenuhi bentuk normal tidak dinormalisasi dicontohkan sebagai berikut :
Tabel Data_Pengurus Perpustakaan
No_ID NamaPengurus Jabatan Alamat Kota
Dalam menentukan normalisasi suatu database akan bergantung pada Functional Dipendency dari setiap Tuple (Field/Column) yang akan menentukan seberapa normal Satu Table.
Dari Gambaran diatas Table Data_Pengurus merupakan Table yang tidak dinormalisasi. Karena kita tidak melihat adanya Functional Dipendency
Kalau kita lihat kemungkinan ketergantungan fungsinal (Functional Dipendency) yang berlaku adalah :
No_ID Nama Pengurus, Jabatan
Nama_Pengurus Alamat
Kota Alamat
Akibat kita melakukan design table yang tidak dinormalisasi seperti diatas kita kan mengalami kesulitan untuk membentuk suatu relasi antar table.
Contoh :
No_Id Nama_Pengurus Jabatan Alamat Kota
001
002
003 M.Basar
Khoirun Nikmah
Lulus Seven Kepala Perpustakaan
Kataloger
Administrasi Jl. Baron raya No.31
Jl. Raya Ngronggot dingin
Jl. Raya Sarangan Nganjuk
Nganjuk
Magetan
Jika M.basar kita hapus dari Table Nama_Pengurus maka Data Kepala perpustakaan juga akan terhapus berikut alamat dan kota Nganjuk (Integritas data Terganggu). Padahal Jabatan tetap ada meskipun tidak memiliki pengurus demikian juga dengan kota Nganjuk sehingga untuk kasus ini perlu di normalisasi menjadi table berikut :
3. Proses Normalisasi data pengurus perpustakaan
Table Pengurus
No_ID Pengurus, Nama_Pengurus, Kode_Jabatan, Alamat, KodeKota
Table Jabatan
KodeJabatan, NamaJabatan
Table Kota
KodeKota, NamaKota
Dengan struktur hasil normalisasi ini memungkinkan data integrity akan tetap terjamin. Untuk meningkatkan performance dan data integrity ini proses normalisasi dilakukan dan sebagian besar dilakukan dalam OLTP.
Setiap ketergantungan fungsional pada colum di suatu table pada implementasinya akan memungkinkan column tersebut dinominasilkan menjadi KEY baik itu Primary Key maupun secondary Key, dan dari sinilah konsep penentuan Key dan Index dimulai pada tahapan design. yang pada akhirnya akan mementukan waktu akses yang diperlukan untuk mendapatkan suatu informasi dari table yang kita design. disini kita baru mulai menentukan desain database yang mempertimbangkan performance.
4. Perbedaan Normalisasi dan denormalisasi
Normalisasi dan denormalisasi memiliki kelebihan dan kekurangan.
Normalisasi akan meningkatkan data integrity tetapi akan juga meningkatkan Query complexity. sebaliknya Denormalisasi akan mengurangi data integrity dan juga mengurangi Query Compexity.
Tujuan normalisasi adalah untuk membuat agar data yang ada tidak redundan dan memiliki data integrity yang kuat sehingga ketika kita melakukan relasi antara table akan dengan mudah kita menjaga data integrity dan mendapatkan datanya.
Normalisasi Table sendiri terbagi atas bentuk normal ke 1 sampai bentuk normal ke 4. lebih jelasnya baca tentang konsep RDBMS.
Tujuan Denormalisasi adalah untuk mengurangi data integity dan juga untuk lebih meningkatkan performance.
Design yang biasa digunakan untuk proses denormaslisasi data adalah menggunakan star shema atau Snowflake Schema.
Bentuk – bentuk denormalisasi adalah :
1. Atribut yang terderivasi
Atribut turunan adalah atribut yang nilai-nilainya diperoleh dari pegolahan atau dapat diturunkan dari atribut atau tabel lain yang berhubungan. Atribut yang demikian sebenarnya dapat ditiadakan dari sebuah tabel, karena nilai-nilainya bergantung pada nilai yang ada pada atribut lainnya.hal inilah yang disebut sebagai denormalisasi. Yang keberadaan atributnya bersifat redundan. Atribut semacam ini digunakan untuk menghindari proses perhitungan yang berulang dan memakan banyak waktu.
2. Atribut yang berlebihan
Jenis- jenis atribut yang berlebihan adalah :
- Atribut terkodekan yaitu atribut yang memiliki kode tambahan yang menunjukkan beberapa kondisi lainnya.
- Atribut gabungan
- Atribut tumpang tindih
- Atribut bermakna ganda
5. Implementasi basis data dalam Perpustakaan.
a. Menyusun Tabel
Tabel yang dibuat adalah :
a.1 tabel Katalog
Didalam tabel katalog terdapat 1 buah primary key dan beberapa atribut.
a.2 Tabel pengurus
Didalam tabel katalog terdapat 1 buah primary key dan beberapa atribut.
a.3 tabel Anggota
Didalam tabel katalog terdapat 1 buah primary key dan beberapa atribut.
a.4. Tabel Transaksi
Tidak menggunakan primary key, keseluruhan data yang ditampilakan merupakan hasil dari pengleolaan database, jadi hanya terdiri dari atribut yang memiliki Functional Dependency
b. Membuat Query
Didalam queri berisi tentang gabungan antar tabel yang mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lain sesuai dengan output yang akan kita inginkan.
c. Membuat Standart Form
Form dibuat hanya untuk memudahkan melakukan manipulasi data seperti penambahan, penghapusan, refrest, undo. Dan berisi comamad-command perintah.
d. Membuat Report
Hasil Akhir dari pengelolaan database yang kita buat selanjutnya akan ditampilkan dalam bentuk report.
6. Kesimpulan dan Saran
Pengaruh denormalisasi terhadap basis data cukup besar khususnya dalam hal meningkatkan performance database. Terkait dengan denormalisasi database perpustakaan penting juga untuk dilakukan karena hal ini akan mempunyai afek terhadapat kecepatan akses data sehingga akan mempercepat proses pelayanan sehingga waktu yang dibutuhkan lebih efesien.
Tentunya dalam pembuatan jurnal ini masih banyak kekurangannya, segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami tampung demi kesempurnaan tulisan ini dan atas partisipasinya kami ucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya.
Daftar Pustaka :
1. Fathansah. Ir, Buku Teks Ilmu Komputer Basis Data, Penerbit Informatika bandung 1999
2. Patrick O’Neil, Database : Principles, Programming, and Performance,morgan Kaufman, san Francisco California, 1995
3. A. Silberchatz, H.F.Korth,S.Sudharsan, Databse System Concept, McGraw-Hill Companies, New York, 1997
4. J.D.Ullman, Principle of Database and knowledge base system, Vol II, Computer Science press, Rockville, MD, 1993
5. G. Wiederhold, Database Design, Second edition, Mc Graw Hill, Newyork, 1983
Browse » Home » » Pengaruh Denormalisasi Basis Data Terhadap Sistem Informasi Perpustakaan ( Studi kasus pada Sistem Informasi Perpustakaan POMOSDA)